Sabtu, 02 April 2016

jika tiba saat kita untuk menepi



Jika tiba saat kita untuk menepi
By: Cicahaya Matanari

Tiada lintasan yang tidak berujung
Tiada arah yang tidak bertepi
Tiada aliran yang tidak bermuara
Tiada pertemuan tanpa perpisahan
Karena kebersamaan akan menghantarkan kita pada kesendirian

Tidak satu orang pun yang mampu untuk menepis kenyataan itu
Bom waktu kita suatu saat akan meledak dan berhenti
Kedipan mata, hembusan nafas, denyut jantung, aliran darah
Suatu saat akan terdiam dan kaku bak batu
Cepat atau lambat, siap atau tidak, tidak akan ada yang tahu

Namun ini lah kenyataan dalam sebuah perjalanan
Jika kita sadar sedang melakukan perjalanan
Maka sudah seharusnya kita mempersiapkan perbekalan
Jika kita lupa berbenah sebelum melangkah
Tak mengapa jika berhenti sejenak untuk berkemas
Karena akal kita pasti sanggup untuk memahaminya
Tidak perlu terburu-buru
Tidak seharusnya gegabah
Jangan sampai salah arah
Apa lagi sampai bersikap serakah
Jika memang lelah, istrahat dan belajar lah
Tapi jangan sampai lupa,
Bom waktu itu bisa saja meledak secara tiba-tiba

Kita hadir dalam keadaan sendiri
Maka kita akan kembali dengan cara sendiri2 pula
Ayah yang bijaksana, ibu yang penuh kasih sayang
Saudara yang sangat kita banggakan
Teman yang begitu menyenangkan
Serta semua orang2 tersayang,
Punya waktu masing2 layaknya kita
Genggaman hangat tangan mereka akan segera lepas
Menghantarkan kepergian kita, lalu terbiasa akan kehilangan kita

Maka dari itu.......
Apakah pantas diri ini berleha-leha dalam keterpurukan
Tertawa dan bangga dalam kehinaan
Merasa senang dalam kegelapan
Bersikap acuh akan pengorbanan
Membenarkan segala kesalahan
Tak sadar ketika hilang arah

Jika memang sulit mempertahankan kebenaran
Lantas, haruskan kita memilih untuk bersalah?
Sulit bukan berarti kita tidak bisa
Lelah bukan berarti kita tidak mampu
Sakit bukan berarti kita lemah
Karena Allah menciptakan kita sebagai makhluk yg paling sempurna

Ungkapkan semua rasa itu kepadaNYA
Kesalahan, kesulitan, kesakitan, kelelahan dan semua tangis serta tawa yang pernah ada...
Rabb’ mu pasti sangat faham akan hal itu
Belaian kasih dan cintaNYA pasti meluluhkan semua pedih itu
Tidak ada jalan lain selain kembali padaNYA
Jangan tunggu sampai kamu salah
Jangan tunggu sampai kamu kegelapan
Jangan tunggu sampai waktumu akan segera habis
Karena mendekat kepadaNYA dalam kesadaran jauh lebih indah

Segala hal mungkin BagiNYA
Tidak ada anak yang tidak ingin berkumpul dengan orang tuanya
Maka berbaktilah, berjalanlah di jalan kebaikan
Dayung sampanmu dalam ketaatan kepadaNYA
Cinta dan takut karena Allah adalah muara kebahagiaan
Rasulullah pun di jadikan teladan bagi kita
Insya Allah kita akan dipertemukan kembali di dermaga SyurgaNYA Nan Agung
Tersenyum dan tertawa bersama ayah, ibu, saudara dan org2 terkasih dalam peristirahatan yang kekal
Saling melepaskan penat yang kita rasakan satu sama lain
Insya Allah......

#Islam Rahmatan Lil ‘Alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar